Seharian penuh aku telah bersembunyi di basemen gelap dan dingin ini. Walau badan ku lelah dan haus tapi aku terlalu takut untuk keluar. Belum lagi rasa lapar dan sumpeknya tempat ini terasa membunuhku secara perlahan. Sekujur tubuh ini terasa sangat sakit. Tapi, setiap aku mencoba keluar, aku selalu mendengar geraman anjing itu. Geraman itu langsung menciutkan nyaliku.
Sudah 5 tahun anjing itu bersama kami. Pertama kali istriku membawa anjing, ia selalu terlihat gembira. Karena itu juga istriku sangat menyayanginya, ia memberi nama anjing itu Happy. Anjing itu tak pernah sekalipun berbuat nakal. Oleh karena itu, aku sangat terkejut ia bisa menjadi sangat buas.
Aku tak pernah menyangka anjing sebaik itu bisa menjadi sangat beringas hanya dalam sekejap. aku tidak punya jalan lain, ketika ia mulai menyerangku, aku hanya bisa berlari dan mengunci diri di basemen ini. Sudah hampir 25 jam aku mengunci diri disini, setelah sekian lama akhirnya aku tak mendengar lagi suara anjing itu.
Tanpa pikir panjang aku berjalan pelan menaiki tangga. Aku memutar pintu dan berjalan mengendap ka dapur setelah memastikan anjing itu tidak ada disana. Tapi baru selangkah aku masuk ke dapur, tiba-tiba merasakan kakiku tertusuk taring tajam. Aku tak menyangka ia diam-diam bersembunyi di belakang pintu itu.
Tak lama aku terjatu setelah merasakan taring itu berpindah ke leherku. Aku hanya bisa terbaring berlumuran darah di dapur. Aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri, dariku lah Happy belajar mengendap-endap seperti itu.
Seharusnya aku tak membunuh Marry di depan anjing itu.
0 komentar:
Posting Komentar