Aku, Tim Swanson, sangat suka trik-trik sulap. Aku banyak melakukannya dirumah, kutunjukkan kepada teman-temanku. Namun adikku, Ginny, selalu mengacaukan semua, dan dia bisa karate. Itu yang membuatku tak bisa melawannya, apapun yang ia lakukan. Aku selalu ingin menjadi pemain sulap yang hebat seperti pemain sulap idolaku Amaz-O.
Aku dan temanku, Foster Martin, yang juga suka sulap pergi ke toko Malik's Magic. Aku pergi ke sana seminggu sekali, sekedar untuk mengagumi perlengkapan sulap yang dipajang disana. Ketika masuk kesana yang kulihat adalah toko penuh sesak dengan perlengkapan sulap. "Hai Mr. Malik" aku menyapa, "Simsalabim Abrakadabra, apa yang kalian cari wahai anak muda?" Dengan suara parau dari tubuh gemuknya begitulah dia menyapa semua pelanggannya.
"Hai" aku menyapa balik. Dia cuma berdiri sambil mengerang. "Mr. Malik?" aku dan Foz menghampiri. Aku melihat sebilah pedang menyembul dari perutnya. "Mr. Malik" tanyaku "Anda tidak apa-apa?" Dia memegang gagang pedang sambil kesakitan. "Tolong" dia bergumam. Aku dan Foz hanya berdiri gemetaran. Tak lama kemudian roman mukanya berubah. Dia mencabut pedang dan menyodorkannya padaku "Hei ini bukan pedang sungguhan.
Mr. Malik tertawa tekekeh-kekeh dan mengelus perut gemuknya yang sama sekali tidak terluka. "Kau mau, Tim?" tanya Mr. Malik "Hanya dua puluh lima dolar." Aku menggelengkan kepala "Kami hanya mau melihat-lihat Mr. Malik" dia kembali menyarungkan pedang itu.
"Hei anak-anak. Ini untuk kalian, dua karcis gratis untuk pertunjukkan sulap Amaz-O besok malam." Mr. Malik menghampiri kami. Dia menyodorkan 2 karcis. "Wow!" aku berseru dan segera mengambil satu tiket. "Besok malam?" Faz menatap karcisnya "Aku tidak bisa ikut, bibi dan pamanku mau datang, ibuku berulang tahun."
Sesampai dirumah aku mencoba untuk meminta izin ke orang tuaku "Mommy dan Daddy sudah tahu belum? besok malam Amaz-O akan tampil di Midnight Mansion, dan aku punya dua karcis gratis dari Mr. Malik." aku menunggu jawaban mereka sambil menahan nafas. "Yeah! Berarti aku bisa ikut" Ginny berseru."Bukan kau yang akan ku ajak, aku akan mengajak Mark atau Jesse atau orang lain selain kau"
"Ayo dong Tim, aku kan adikmu" Ginny terus memohon. "Kalian takkan pergi kemana-mana" kata daddy dengan tenang "Besoknya kalian harus sekolah." Aku menggerutu dan meninggalkan dapur. Pergi ke garasi untuk persiapan aksi sulapku besok sekalian mendinginkan kepala yang kesal. Dan tiba-tiba aku mendapat ide. Aku bisa bersepeda malam-malam ke Midnight Mansion, ya aku akan menyelinap malam ini pikirku.
Malamnya aku sudah tak sabar. Kupandangi jam wekerku, sudah jam sepuluh kurang dua puluh menit. Masih ada waktu sebelum acara sulap itu dimulai. Aku mengendap-endap untuk bisa keluar. Ternyata Ginny, dengan memakai sweater dan celana jeans menunggu didepan kamarnya. Terpaksa dia ikut, itu lebih baik daripada dia lapor ke daddy.
Singkat cerita kami sampai di Midnight Mansion. Kami terpaksa berbohong orang tua kami masih parkir kendaraan agar bisa masuk, karena tidak diperbolehkan masuk tanpa orang tua. Dan beruntung kami diantar oleh si penjaga pintu ke tepat didepan panggung.
Pertunjukkan yang sangat memukau malam itu. Aku sempat heran karena dipanggung ada seekor kelinci yang diam disana bahkan tanpa diikat. Yang paling menakjubkan adalah aku dipilih oleh Amaz-O untuk membantunya dalam pertunjukkan. Pertunjukkannya aku masuk ke dalam kotak, dihilangkan kemudian dimunculkan kembali. Namun pertunjukkannya gagal karena aku tak muncul kembali, aku hanya turun keruangan dibawah kotak itu. Saat itu aku menunggu lama karena tak tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika itu aku mencari jalan keluar dan melihat Amaz-O duduk diruangannya. Aku mendekatinya untuk meminta tanda tangannya. Tapi dia malah membentakku dan menyuruhku pergi. Aku merasa kecewa dan mengambil kotak sulapnya untuk membalasnya. Kemudian aku lari keluar gedung. Ginny menungguku disana, "Ayo kita cepat pulang" aku berkata padanya.
Setelah sampai dirumah aku segera mencoba semua alat sulap baru ini. Kucoba baju jubah Amaz-O, tak lama kemudian aku merasakan ada yang bergerak didalam baju itu.Dan banyak ular keluar dari lengan dan saku baju. Aku sangat ketakutan sekali, ku coba berlari dan berdiri di atas sofa. Ternyata itu hanya ular mainan aku menyadarinya saat semua ular itu diam tak bergerak. Aku semakin tertarik dengan semua alat-alat sulap ini, namun malam sudah dangat larut dan akupun pergi tidur.
Esok harinya aku mencoba semua peralatan sulap yang "kudapat" dari Amaz-O. Aku dapat alat sulap yang sangat menarik. Tongkat sihir, ya aku pikir dengan ini bisa mengubah Ginny menjadi seekor kelinci agar ia tak bisa menggangguku lagi. Mimpi buruknya adalah hal itu benar terjadi. Dan yang kubingungkan apa yang harus kukatakan pada Moomy dan Daddy saat mereka pulang nanti.
Segera aku pergi menemui Amaz-O di Midnight Mansion, kupikir dia masih disana saat ini. Ternyata ia masih disana, dikamarnya seperti saat ku lari meninggalkannya semalam. Aku mendekatinya "Amaz-O aku ingin meminta maaf karena semalam aku mencuri kotak sulapmu" aku langsung meminta maaf padanya. "Pergi kau pengacau!" seperti kemarin ia membentak juga. Tapi aku tetap ngotot untuk meminta maaf, kudekati dia.
Tapi aku terkejut, yang duduk di bangku itu ternyata boneka. Boneka yang sangat mirip dengan Amaz-O dari bentuk maupun ukuran. Dan aku lebih terkejut lagi ketika tahu bahwa yang berbicara adalah si kelinci, ya kelinci yang semalam ada di panggung dan itu adalah Amaz-O yang sebenarnya. Setelah ku tahu rahasia itu dia mulai berbicara lebih sopan padaku. Ia menceritakan segalanya. Bahwa ia karena ketenarannya dikutuk oleh seorang dukun menjadi kelinci karena iri padanya.
Aku juga bisa tenang karena efek dari sulap yang kulakukan pada adikku akan hilang dalam beberapa jam kedepan. Dan aku juga ditawari untuk bisa tampil di panggungnya. Itulah yang ku idam-damkan dari dahulu kala. Tanpa bertanya-tanya akupun menyetujuinya.
Dan mulai hari itu aku selalu ada di panggung Amaz-O. Ya aku sangat senang walaupun hanya terdiam dalam bentuk kelinci.
Singkat cerita kami sampai di Midnight Mansion. Kami terpaksa berbohong orang tua kami masih parkir kendaraan agar bisa masuk, karena tidak diperbolehkan masuk tanpa orang tua. Dan beruntung kami diantar oleh si penjaga pintu ke tepat didepan panggung.
Pertunjukkan yang sangat memukau malam itu. Aku sempat heran karena dipanggung ada seekor kelinci yang diam disana bahkan tanpa diikat. Yang paling menakjubkan adalah aku dipilih oleh Amaz-O untuk membantunya dalam pertunjukkan. Pertunjukkannya aku masuk ke dalam kotak, dihilangkan kemudian dimunculkan kembali. Namun pertunjukkannya gagal karena aku tak muncul kembali, aku hanya turun keruangan dibawah kotak itu. Saat itu aku menunggu lama karena tak tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika itu aku mencari jalan keluar dan melihat Amaz-O duduk diruangannya. Aku mendekatinya untuk meminta tanda tangannya. Tapi dia malah membentakku dan menyuruhku pergi. Aku merasa kecewa dan mengambil kotak sulapnya untuk membalasnya. Kemudian aku lari keluar gedung. Ginny menungguku disana, "Ayo kita cepat pulang" aku berkata padanya.
Setelah sampai dirumah aku segera mencoba semua alat sulap baru ini. Kucoba baju jubah Amaz-O, tak lama kemudian aku merasakan ada yang bergerak didalam baju itu.Dan banyak ular keluar dari lengan dan saku baju. Aku sangat ketakutan sekali, ku coba berlari dan berdiri di atas sofa. Ternyata itu hanya ular mainan aku menyadarinya saat semua ular itu diam tak bergerak. Aku semakin tertarik dengan semua alat-alat sulap ini, namun malam sudah dangat larut dan akupun pergi tidur.
Esok harinya aku mencoba semua peralatan sulap yang "kudapat" dari Amaz-O. Aku dapat alat sulap yang sangat menarik. Tongkat sihir, ya aku pikir dengan ini bisa mengubah Ginny menjadi seekor kelinci agar ia tak bisa menggangguku lagi. Mimpi buruknya adalah hal itu benar terjadi. Dan yang kubingungkan apa yang harus kukatakan pada Moomy dan Daddy saat mereka pulang nanti.
Segera aku pergi menemui Amaz-O di Midnight Mansion, kupikir dia masih disana saat ini. Ternyata ia masih disana, dikamarnya seperti saat ku lari meninggalkannya semalam. Aku mendekatinya "Amaz-O aku ingin meminta maaf karena semalam aku mencuri kotak sulapmu" aku langsung meminta maaf padanya. "Pergi kau pengacau!" seperti kemarin ia membentak juga. Tapi aku tetap ngotot untuk meminta maaf, kudekati dia.
Tapi aku terkejut, yang duduk di bangku itu ternyata boneka. Boneka yang sangat mirip dengan Amaz-O dari bentuk maupun ukuran. Dan aku lebih terkejut lagi ketika tahu bahwa yang berbicara adalah si kelinci, ya kelinci yang semalam ada di panggung dan itu adalah Amaz-O yang sebenarnya. Setelah ku tahu rahasia itu dia mulai berbicara lebih sopan padaku. Ia menceritakan segalanya. Bahwa ia karena ketenarannya dikutuk oleh seorang dukun menjadi kelinci karena iri padanya.
Aku juga bisa tenang karena efek dari sulap yang kulakukan pada adikku akan hilang dalam beberapa jam kedepan. Dan aku juga ditawari untuk bisa tampil di panggungnya. Itulah yang ku idam-damkan dari dahulu kala. Tanpa bertanya-tanya akupun menyetujuinya.
Dan mulai hari itu aku selalu ada di panggung Amaz-O. Ya aku sangat senang walaupun hanya terdiam dalam bentuk kelinci.
0 komentar:
Posting Komentar